Cari di Web ini

Rakerwil Riau Dirangkai Seminar Hukum Nasional Bertajuk Dai dan Era Digital

On Januari 22, 2023


PEKANBARU - Sebagai informal leaders di masyarakat, dai memiliki peran penting tidak saja membangun karakter dan mentalitas melalui pembinaan agama, dai juga berperan sebagai agen kohesi sosial yang menyampaikan kebenaran. 

Demikian disampaikan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Hidayatullah, Dr. Dudung A. Abdullah, MH, usai acara Seminar Hukum Nasional bertajuk "Dai Cerdas di Era Digital" di Hotel Resty Menara, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Sabtu, 28 Jumadil Akhir 1444 (21/2023). 

"Oleh sebab itu, pemahaman yang baik dalam penggunaan perangkat teknologi informasi akan mendukung progresifitas dai dalam berdakwah di era digital," kata Dudung dalam seminar kegiatan rangkaian acara Rakerwil Hidayatullah Riau itu. 

Dia menjelaskan, sudah saatnya dai memanfaatkan teknologi untuk berdakwah mensyiarkan kebenaran. Namun, tidak semata aktif, seorang dai dituntut juga memiliki pengetahuan, kecermatan, dan kecakapan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi tersebut.

Islam adalah kebenaran yang menuntun manusia kepada jalan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Maka oleh sebab itu, terang dia, kebenaran ini pun harus disampaikan dengan benar dan penuh hikmah. 

"Salah satunya, dengan cerdas bermedia sosial. Sampaikan dakwah dan kebenaran, hindari hoax dan kebohongan," pungkasnya. 

Acara ini dibuka oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kabiro Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Riau H. Zulkifli Syukur, MA, M.Si 

Dalam sambutannya, Zulkfli menyampaikan bahwa dakwah tidak hanya dimaknai sebagai proses transformasi ilmu agama saja, akan tetapi nilai-nilai Islam yang disyiarkan adalah nilai-nilai yang dapat bersinggungan dengan perkembangan zaman, salah satunya era digital. 

Menurutnya era digital merupakan era dimana masyarakat masuk ke dalam gemuruh banjir informasi yang mengakibatkan masyarakat mengalami gegar budaya dan kesulitan mengambil makna dari setiap informasi yang bertebaran.

"Dakwah di era digital harus mampu mengakomodir kepentingan masyarakat yang bergerak ke arah "budaya massa". Maka dari itu, perlulah dilakukan strategi dan metode dakwah yang humanis dan terbarukan," kata Zulkifli Syukur.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut sebagai narasumber Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto dan Ketua Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau M. Kastulani, SH. MH. 

Ketua Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Provinsi Riau, Suheri Abdullah, MM, mengatakan selaku penyelenggara acara pihaknya berharap dari seminar nasional hukum ini para dai semakin tercerahkan dalam masalah hukum dan cerdas di era digital saat ini. 

"Harapanya, agar para dai mampu dan semakin tercerahkan sehingga bisa memaksimalkan media sosial ini dengan baik untuk menjadi alat dakwah dan juga semakin paham akan aturan dalam bermedia sosial," kata Suheri.*/Yacong B. Halike

Kabiro Kesra Setda Provinsi Buka Rakerwil Hidayatullah Riau

On Januari 21, 2023


PEKANBARU --  Kepala Biro (Karo) Admininstrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur membuka acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah Riau sekaligus Seminar Hukum Nasional di Hotel Resty Menara, Pekanbaru, Sabtu, 28 Jumadil Akhir 1444 (21/2023). 

Dalam sambutannya, dia mengatakan bahwa dakwah tidak hanya dimaknai sebagai proses transformasi ilmu agama saja, akan tetapi nilai-nilai Islam yang disyiarkan adalah nilai-nilai yang dapat bersinggungan dengan perkembangan zaman, salah satunya era digital. 

Menurutnya era digital merupakan era dimana masyarakat masuk ke dalam gemuruh banjir informasi yang mengakibatkan masyarakat mengalami gegar budaya dan kesulitan mengambil makna dari setiap informasi yang bertebaran.

"Dakwah di era digital harus mampu mengakomodir kepentingan masyarakat yang bergerak ke arah "budaya massa". Maka dari itu, perlulah dilakukan strategi dan metode dakwah yang humanis dan terbarukan," kata Zulkifli Syukur seperti dilansir laman Pemprov Riau.

Zulkifli Syukur menjelaskan bahwa metode dakwah terbarukan adalah dakwah melalui media digital. Konsekuensinya adalah dai harus mampu mengembangkan soft skill dan menguasai teknologi sehingga metode dan materi dakwah yang disampaikan bersifat modern.

"Tentunya metode dakwah terbarukan ini memberikan peluang bagi para dai untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan dan dinamika kehidupan umat Islam yang sedang berkembang pada saat ini," terangnya.

Sejalan dengan tema Seminar Nasional Hukum "Dakwah Cerdas Hukum di Era Digital" yang diselenggarakan oleh Hidayatullah Provinsi Riau.

"Tentunya kita berharap terjadinya peningkatan cara berkomunikasi oleh para dai dalam memberikan edukasi tentang hukum di era digital kepada masyarakat," harapnya.

Ia berpendapat bahwa komunikasi memiliki tiga peran penting dalam dunia dakwah di era digital. Pertama membantu dai dalam memahami karakter masyarakat di era digital. 

Kedua, terangnya, memastikan sampainya pesan dakwah kepada masyarakat secara efektif. Ketiga, berperan dalam penyampaian pesan dakwah untuk semua segmen masyarakat di era digital.*/Sam

Wakil Gubernur Riau Terima Audiensi DPW Hidayatullah Riau

On Januari 09, 2023


PEKANBARU -
Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution didampingi Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Zulkifli Syukur menerima Audiensi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hidayatullah Riau di Kediaman, Senin (9/1/2023).

Audiensi tersebut bertujuan mengundang sekaligus menyampaikan bahwa nantinya DPW Hidayatullah Riau akan menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) dan seminar nasional yang akan melibatkan para dai-dai yang ada di Provinsi Riau.

"Tentu kita berharap dengan apa yang dilaksanakan nantinya bisa membuahkan hasil yang bagus dalam memberikan pemahaman-pemahaman terhadap dai-dai yang memberikan pendidikan atau pemahaman kepada masyarakat tentang ilmu agama", ujar Wagubri.

Wagubri Edy Nasution juga menyampaikan bahwa keberadaan organisasi keagamaan harus dirasakan oleh masyarakat sehingga memberikan manfaat, karena meningkatkan kesadaran masyarakat seperti berzakat dan lain sebagainya merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah maupun ormas-ormas yang ada. 

"Dampak dari meningkatkan kesadaran masyarakat tersebut tentunya kita akan saling memberi manfaat," ungkapnya seperti dinukil dari laman Pemprov Riau.

Ketua DPW Hidayatullah Riau, Suheri Abdullah, mengucapkan terima kasih kepada Wakil Gubernur Riau yang telah menyempatkan waktu dalam kesibukannya untuk menerima audiensi tersebut. 

Suheri mengatakan bahwa secara umum organisasi Hidayatullah sudah termasuk ormas terbesar ketiga setelah NU dan Muhammadiyah.

Ia menceritakan, organisasi ini masuk ke Provinsi Riau tahun 1989, tepatnya di Dumai dengan merintis melalui arahan dari pusat pada masa itu hingga saat ini sudah ada di 8 Kabupaten/Kota se Provinsi Riau. 

"Saat ini juga sudah memiliki 3 pondok pesantren di antaranya Dumai, Pekanbaru, dan Kampar", tambahnya lagi.

Disampaikan Suheri Abdullah, secara umum program utama DPW Hidayatullah Riau ialah tentang dakwah dengan mengusung sebuah program kegiatan pendidikan sebagai upaya untuk melanjutkan estafet sesuai arahan pimpinan pusat. Selain itu juga mengembangkan ekonomi keuangan.

"Dalam menjalankan perannya, DPW Hidayatullah Riau ingin memberi kontribusi sesuai kapasitas yang dimiliki untuk kemajuan umat agar lebih baik, terutama dibidang keagamaan, terutama tarbiyah, dakwah dan ekonomi keuangan", tutupnya.

Daurah Marhalah Wustha se-Sumatera Barat dan Riau

On Agustus 24, 2022


Hidayatullah sebagai ormas Islam terus berkiprah dengan program dakwah, sosial, dan pendidikan. Kader-kader Hidayatullah tersebar hampir di seluruh penjuru Indonesia.

Dalam meningkatkan dan menguatkan peran kader dalam melayani umat, Hidayatullah melakukan upgrading melalui Daurah Marhalah Wustha.

Pelatihan lanjutan atau Daurah Marhalah Wustha yang dibawa Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Riau bertujuan sebagai ikhtiar untuk terus menguatkan layanan keummatan khususnya di kawasan Riau dan Sumatera Barat.

Daurah Marhalah Wustha kali ini bekerjasama dengan Hidayatullah Wilayah Sumatera Barat yang berlangsung selama 4 hari. Dimulai dari Kamis, 25 Agustus 2022 sampai hari Ahad, 28 Agustus 2022, di kantor Aula DPW Wilayah Hidayatullah Riau dan Pondok Pesantren Hidayatullah Pekanbaru.

Peserta Daurah Marhalah Wustha ini berjumlah 30 orang, berasal dari daerah-daerah yang ada di Provinsi Riau dan Sumatera Barat.

Hadir sebagai pemateri yaitu Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah Ust. Hamim Thohari; Kepala Bidang Tarbiyah DPP Hidayatullah Ust. Ir. Abu A’la Abdullah, Anggota Dewan Murobbi Pusat Ust. Sholih Hasyim; dan Ketua Departemen Perkaderan DPP Ust. Muhammad Shaleh Utsman S.S, M.I.Kom.

“Setelah kegiatan Daurah Marhalah Wustha se-Sumbari ini, para peserta diharuskan memperdalam materi di Halaqah Wustha dan mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari,” ujar Muhammad Shaleh Utsman. Daurah Marhalah Wustha ini ditutup dengan olahraga futsal bersama.*

Sumber: Hidayatullah.or.id

Hidayatullah Riau Gelar Rakerwil dan Seminar Peradaban Islam

On Januari 30, 2022


Pelaksanaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) DPW Hidayatullah Provinsi Riau di Pekanbaru yang berlangsung tanggal 29-30 Januari 2022 dibuka secara resmi oleh Gubernur Riau yang diwakili asisten satu bidang pemerintahan Drs. H. Masrul Kasmy MS.i.

Dalam sambutannya Gubernur Riau mengapresiasi kiprah Hidayatullah di bidang pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain, baik secara nasional maupun di provinsi Riau.

“Kita harapkan peran Hidayatullah sebagai ormas Islam dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Provinsi Riau,” ungkapnya.

Acara pembukaan Rakerwil ini dihadiri juga oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag, Kabag Humas Polda Riau, Ketua FKUB Riau, Ketua MUI Riau, pengurus DPW Hidayatullah Riau, pengurus Dewan Murobbi Wilayah Hidayatullah Riau, seluruh pengurus DPD Hidayatullah se Provinsi Riau, serta sejumlah tamu undangan.

Usai acara pembukaan Rakerwil, dilanjutkan dengan Seminar Peradaban Islam dengan tema: Membangun Masyarakat Madani Menuju Riau Bermartabat. Dr. H. Saidul Amin. MA, (Rektor Universitas Muhammadiyah Riau) sebagai pembicara pertama dalam memaparkan kunci keberhasilan Hidayatullah dalam membangun peradaban Islam.

“Ada tiga hal penting yang dilakukan Hidayatullah dalam membangun peradaban Islam, yaitu pertama: memahami nas (ma’rifatun nushus), kedua: memahami realitas (ma’rifatul waqi’), dan ketiga: penerapan nas dalam realitas (tanzilun nushus),” paparnya.

Selain itu, menurut Saidul Amin, Hidayatullah konsisten dengan manhaj gerakannya yang menjadikan akidah tauhid sebagai landasan utama. Beliau juga berharap Hidayatullah semakin maju dan berkembang menjadi ormas besar ketiga setelah NU dan Muhammadiyah.

Narasumber kedua, Dr. H. Nashirul Haq, Lc, MA (Ketua Umum DPP Hidayatullah) memaparkan makna dan hakikat peradaban Islam serta manhaj dan kerangka dasar membangun peradaban agung yang pernah diwujudkan oleh Rasulullah saw 14 abad silam.

“Karenanya Hidayatullah mengusung visi Membangun Peradaban Islam yang berarti manifetasi iman dalam seluruh aspek kehidupan,” ujarnya di awal pemaparan.

“Puncak kejayaan Peradaban Islam terwujud di masa Rasulullah saw karena pada saat itulah nilai-nilai iman termanifestasi dalam seluruh aspek kehidupan secara totalitas (kaffah). Maka untuk mewujudkannya di zaman ini haruslah merujuk ke manhaj nabawi, yaitu metode yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw,” tegas Nashirul.

Nashirul juga menjelaskan bahwa peradaban Islam terbangun melalui gerakan dakwah sebagai misi kerasulan Muhammad saw. Itulah sebabnya Hidayatullah menjadikannya sebagai mainstream atau arus utama gerakan Hidayatullah.

Selanjut Nashirul menguraikan 5 surah pertama berdasarkan tartib nuzul sebagai kerangka dasar membangun peradaban Islam. Lima surah yang dimaksud yaitu al Alaq (landasan tauhid), al Qalam (fikrah dan akhlak Qur’ani), al Muzzammil (aspek ibadah dan pembinaan spiritual), al Muddatsir (tanggung jawab dakwah dan transformasi sosial) dan al Fatihah (Ajaran Islam yang sempurna sebagai sistem kehidupan atau manhajul hayat).

Di akhir pemaparannya, Ketua Umum DPP itu menegaskan; “Kunci sukses Nabi saw dalam mengemban misi dakwah ada dua yaitu, pertama: berlandaskan bashirah yang berarti hujjah, ilmu dan keyakinan. Inilah yang disebut manhaj. Kedua, kepemimpinan, artinya dakwah harus dilakukan secara kolektif dan terorganisir”.*


Sumber: Hidayatullah.or.id

Hidayatullah Riau Siap Sinergi dengan Pemerintah Wujudkan Visi 2025

On Januari 29, 2022


Organisasi Hidayatullah Riau diharapkan dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan Visi Riau tahun 2025, yakni Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir dan Batin di Asia Tenggara

Hal tersebut disampaikan Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, saat membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Hidayatullah Riau di Aula Pustaka Wilayah (Puswil) Soeman HS, Sabtu, 27 Jumadil Akhir (29/1/2022).

Dalam menjalankan roda pemerintahan, tentu semua komponen masyarakat harus saling berkolaborasi. Untuk itulah, menurut Masrul, Hidayatullah Riau sebagai Ormas Islam di Riau memiliki peran penting dalam mewujudkan Visi Riau 2025, terutama ikut serta menciptakan lingkungan yang agamis, sejahtera lahir dan bathin.

“Melalui Rakerwil saya harap semoga dapat membantu pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, beriman dan berdaya saing,” harapnya seperti dinukil dari Media Center Humas Pemprov Riau.

Adapun tema yang diangkat dalam Rakerwil kali ini yakni: “Membangun Masyarakat Madani Menuju Riau Riau Bermartabat.”

Melalui tema tersebut, Masrul berharap terjadinya peningkatan kualitas manusia yang beriman, memiliki daya juang atau spirit untuk mewujudkan cita-cita besar dalam membangun Provinsi Riau kearah yang lebih baik.

“Dengan Rakerwil ini kami berharap akan ada kualitas manusia beriman, memiliki cita-cita besar dalam membangun Riau ke arah lebih baik, dan dapat menghaslilkan gagasan, semangat, program kerja untuk membangun masyarakat madani menuju Riau bermartabat,” ucap Masrul.

Sementara itu, Ketua DPW Hidayatullah Riau, Suheri Abdullah, mengaku bahwa Hidayatullah Riau siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk bersama memajukan Riau dengan menyentuh daerah-daerah pedalaman. Apalagi Hidayatullah Riau bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial, ekonomi keumatan dan bidang kemanusiaan.

“Apabila melihat Riau yang luasnya kurang lebih 87 ribu km2, tentu ini merupakan tantangan bagi gubernur Riau, dan Hidayatullah siap berkolaborasi,” ucapnya.

Sumber: Hidayatullah.or.id

Santri Hidayatullah Doakan Haluan Riau Terus Mengedukasi

On November 29, 2019


PEKANBARU — Santri di Yayasan Al Fath Kampus Hidayatullah Pekanbaru mendoakan Haluan Riau terus menjadi media yang mengedukasi masyarakat. Harapan terus disampaikan dikala tim media tersebut menyambangi Yayasan Al-Fath Kampus Pondok Pesantren Hiayatullah di Jalan Indera Puri Ujung, Bencah Lesung, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, dalam sebuah kegiatan bertajuk “Haluan Riau Berbagi”, Jum’at (29/11/2019).

Kedatangan Tim Haluan Riau Berbagi langsung dikoordinir, Pimpinan Perusahaan Haluan Riau, Jeffry dan didampingi Pemimpin Redaksi Haluan Riau, Doni Rahim serta rombongan staff Redaksi Haluan Riau.

Rangkaian kegiatan diawali dengan salat Jum’at berjamaah di Masjid Pondok Pesantren Hidayatullah yang berada dalam lingkungan Yayasan Al-Fath, tepat nya di Jalan Indera Puri, RT 03/RW 11, Bencah Lesung, Tenayan Raya.

Kedatangan Tim disambut hangat anak-anak panti. Terlihat mereka sudah memenuhi Masjid dan siap untuk memulai salat Jumat.

Usai salat Jumat, rangkaian kegiatan dimulai. Pimpinan Yayasan Al-Fath HIdayatullah Pekanbaru, Us A Bachtiar AR mengucapkan terimakasih atas kunjungan dari Tim Haluan Riau Berbagi. Dirinya mendoakan, semoga apa yang diberikan dapat menjadi keberkahan tersendiri.

“Alhamdulillah, besarnya rasa terimakasih dari kami tidak bisa kami ucapkan dengan kata-kata lagi. Tentu, kami hanya dapat mendoakan, supaya yang menerima dan yang memberi sama-sama dapat keberkahannya,” kata Bachtiar.

Lalu, dirinya jelaskan bahwa saat ini anak didik panti asuhan itu berjumlah lebih kurang 120 orang. Lokasi binaan nya itu sudah berdiri sejak tahun 1999, yang mana dia lah sebagai pendiri.

“Dibalik perbukitan ini, saya berjuang dan membangun panti. Namun, Alhamdulillah sejak dibangun tahun 1999, sekarang sudah berkembang, ada sekolahnya, ada ponpesnya,” sebutnya.

Namun, saat ini Yayasan Al-Fath masih perlu bantuan dalam mengembangkannya, agar bangunan yang berdiri di lereng perbukitan itu sudah layak dan nyaman untuk anak-anak asuhannya.

“Kami terharu ya, mendapat kunjungan dari bapak-bapak dan ibu-ibu, seperti ini lah kondisi kami, berada di lereng perbukitan,” singkatnya.

“Semoga kedepan nya, Haluan Riau dapat memberikan Haluan bagi masyarakat Riau. Berikan informasi yang dapat mengedukasi orang banyak,” pesan Bachtiar yang diiringi suara takbir.

Sementara itu, Pimpinan Perusahaan Haluan Riau, Jeffry mengatakan agenda tersebut merupakan rangkaian rutinitas untuk meningkatkan rasa sosial sesama umat. Dan tak luput juga merupakan rangkaian HUT Haluan Riau ke 19.

“Kita juga berterimakasih ke Pak ustad dan adik-adik semua, karena sudah menerima kami disini. Ya semoga ini semua menjadi keberkahan bagi kita,” ucap Jeffry.

Dan juga, Pemimpin Redaksi Haluan Riau, Doni Rahim, akan datang kembali ke Yayasan Al-Fath tersebut. Kedatangan itu, kata Doni, akan memberikan pelatihan atau workshop tentang tata cara penulisan yang baik dan benar.

Ini karena, Doni melihat anak-anak dilingkungan Yayasan Al-Fath memiliki bakat untuk di kembangkan menjadi penulis.

“Kedepan nya, mungkin kami akan memberikan pembelajaran bagi adik-adik yang disini, bagaimana cara penulisan, proses pembuatan berita hingga diterbitkan,” singkat Doni.

Langkah itu, sebut Doni, merupakan sebuah rasa kepedulian terhadap Yayasan Al-Fath. Lantaran, saat ini dunia pekerjaan masih membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai bakat dalam menulis. (hrc/hio)